Cerita

THE LEGACY adalah rangkaian karya seni warisan dari Hindia Baru. Istilah 'Hindia Timur' bermula dari fakta geografis Indonesia yang pernah dikenal oleh Barat sebagai sumber alam terbaik yang tak ada habisnya. Atribut 'Baru' berarti perspektif baru tentang generasi yang percaya diri. Generasi baru ini akan mewarisi nusantara. Di jantung kebebasan, mereka akan mengolah bumi ini, merayakan individualitas, dan mencintai sesama tanpa prasangka apa pun.

Izinkan saya untuk berbagi cerita tentang pelampung yang menyelamatkan saya dari tenggelam. Pada saat jiwa ini hampir tenggelam, saya sengaja membenamkan diri dalam emosi warna-warni dan pemikiran surealis, sehingga saya dapat mempertahankan keberanian untuk membayangkan apa yang telah rusak di dalam dunia saya dan mengubah setiap kesalahan saya menjadi kekuatan saya. Tentu saja, saya tidak berniat menyeret Anda ke dalam diskusi rasional.

{Lelono} [artinya: ‘Perjalanan’] adalah esai ketiga dari trilogi THE NEW EAST INDIES *, yang disajikan sebagai jurnal ziarah tentang introspeksi diri. Makalah ini membahas petualangan seniman di antara berbagai kutub kehidupan. Keterbukaan dalam mempelajari sudut pandang baru dan keberanian mengevaluasi diri menjadi mata kuliah yang sangat penting dalam menemukan identitas otentik di era globalisasi.

Surat kedua dari The New East Indies mempelajari esensi sentuhan dalam hubungan manusia. Pergeseran budaya pada era robotik ini telah menyebabkan konektivitas yang rumit dan beberapa konflik komunikasi, meninggalkan sentuhan dan empati sebagai bahasa yang asing dan langka. Saya menceritakan pengalaman pribadi saya menemukan keselarasan antara heterogenitas di sekitarnya.

Era digital telah membuka pintu ke dunia tanpa batas, di mana setiap individu dapat mengakses berbagai macam informasi yang tampaknya tak ada habisnya dengan cepat dari dunia maya sekunder ini. Bersamaan dengan itu, kemajuan teknologi transportasi memungkinkan perjalanan ribuan mil dalam satu hari. Kedua sektor tersebut telah sangat mempercepat kemajuan peradaban kita. Namun satu hal yang tetap pasti: ada pengorbanan yang terlihat yang terjadi di samping kemajuan teknologi kita.

Bio Fantasy adalah penghargaan untuk Chairil Anwar dan poin utama dari koleksi Musim Gugur & Musim Dingin 2015-2016 Tulisan. Proyek ini menampilkan 75 edisi bergambar oleh Melissa Sunjaya, yang menggambarkan tumpahan sel mikroskopis imajiner. Kutipan puisi Chairil Anwar yang ditulis tangan diam-diam tertanam dalam karya seni tersebut dan hanya dapat dilihat dengan lensa merah.

Permainan kehidupan, seperti permainan kartu, adalah perpaduan antara keberuntungan dan takdir. Karena takdir adalah teman yang berubah-ubah, menang dan kalah ditangani dengan cara yang misterius. Kartu yang kuat dapat disia-siakan oleh pemain yang tidak berpengalaman, sementara pemain yang cerdik dapat menggunakan kartu biasa-biasa saja untuk keuntungannya. Memang, permainan kartu yang sederhana mengungkapkan sifat kompleks dari keberadaan kita di mana kecerdasan dan tekad adalah penyeimbang yang bagus untuk konvensi dan peluang.

Bawang Putih mengingat malam saat ibunya menghembuskan nafas yang terakhir. Ayahnya memeluknya sambil berbisik, “Ibu terbang ke surga dan menjadi bintang-bintang di langit.” Kata-kata inilah yang kembali menenangkannya saat sang ayah tiba-tiba meninggal dunia. Setelah ayahnya dimakamkan, Bawang Putih pergi ke padang rumput di belakang rumahnya, sementara ibu dan kakak tirinya, Bawang Merah, pulang ke rumah. Semalaman Bawang Putih menantikan datangnya sang bintang baru. Bintang itu akhirnya muncul saat rerumputan mulai diselimuti oleh embun pagi.

Suatu ketika di sebuah bintang jatuh, hiduplah seorang putri dengan hati pemberontak bernama Mendut. Di istana, ia selalu disebut dengan gelar bangsawannya, Roro Mendut, tetapi di antara teman-temannya, ia hanya Petite Mendut. Desas-desus tentang kecantikannya yang halus dan suaranya yang seperti sirene menyebar ke banyak tempat, tetapi mereka yang mengenalnya paling mencintai gadis itu karena semangat dan kebajikannya yang bersemangat.

Dahulu kala, jauh di dalam hutan Jawa hiduplah seorang laksamana terpesona bernama Kasarung. Kasarung adalah manusia setengah, setengah kera tapi dia bukan binatang. Ibu dewi telah mengucapkan mantra padanya yang membuatnya kehilangan fitur tampannya. Itu adalah tindakan yang telah mereka sepakati sehingga Kasarung bisa menemukan cinta yang abadi dan sejati. Setelah merangkul fasad yang akan menghalangi pelamar yang tidak jujur, dia kemudian melarikan diri dari surga dan membangun tempat perlindungan di hutan untuk mulai menemukan belahan jiwa.

Dahulu kala, ada dua tikus yang menjalani kehidupan petualang di jantung kota Jakarta. Hiro dan istrinya, Sur, adalah duo pekerja keras dan pemberani. Meskipun mereka adalah makhluk kecil, hati mereka tertuju untuk menyelamatkan anak-anak terlantar yang tinggal di jalanan. Kadang-kadang mereka tidur di bawah atap rumah besar, di mana mereka bisa mencuri makanan untuk anak-anak ini. Di lain waktu, mereka bermalam di pabrik pakaian, di mana Sur akan menjahit syal kecil dari bahan sisa.

Sebuah cerita sederhana tentang menjadi bahagia dan memberikan cinta tanpa syarat kepada setiap makhluk hidup.