Goodwill

Ditulis oleh Melissa Sunjaya
Ilustrasi oleh Melissa Sunjaya

...

Pada suatu bulan purnama di Jawa, seekor kelinci hidup di hutan belantara dengan sekumpulan teman, yang termasuk seekor monyet, berang-berang, dan serigala. Si kelinci dan teman-temannya berdoa kepada para dewa malam itu. Masing-masing mempersembahkan kasih sayangnya, namun si kelinci secara diam-diam bersumpah untuk mengorbankan raganya bagi siapapun yang membutuhkan makanan. Keinginan si kelinci sangat tulus sehingga menjadi gema di angkasa dan sampai ke nirwana. Dewa matahari memutuskan untuk menguji niat baik si kelinci, dan beliau menjelma menjadi seorang Brahmana yang tersesat dan kelaparan. Pertama, sang Brahmana bertemu si berang-berang yang menawarkan ikan segar. Ketika Brahmana mengatakan bahwa dirinya pantang makan ikan, si berang-berang memperkenalkannya kepada si monyet yang menawarkan mangga dan si serigala yang memberikan susu. Sang Brahmana menolak kebaikan hati mereka dengan sopan, dan akhirnya bertemu si kelinci yang datang dengan membawa rumput. Melihat badan Brahmana yang lemas kelaparan, si kelinci menaruh rumput di tanah dan mulai membuat api. Di hadapan teman-temannya yang kebingungan, si kelinci kemudian loncat ke dalam api. Para dewa-dewa yang menyaksikan pengorbanan si kelinci membuat bara api semakin besar untuk tidak melukai binatang baik itu, karena ketulusan si kelinci menyentuh mereka. Nyala api semakin tinggi ke langit merah dan mengantar roh si kelinci ke bulan. Sejak itu, si kelinci Jawa tinggal di bulan dengan damai. Seringkali, beberapa anak-anak Jawa yang mujur dan baik hati bisa melihat bayangan kelinci di bulan.

...
Ilustrasi ini tersedia di produk Giclée kami – reproduksi digital dengan standarisasi pengarsipan kualitas museum, dicetak di atas kanvas yang dibingkai dengan kayu.