Cajeput
Cajeput melukiskan rumah Peranakan khas Singapura di Daerah Kampong Glam. Distrik yang unik ini dulunya adalah kampung tempat nenek moyang orang-orang Jawa, yang berlayar sebagai pedagang dan menetap di sana jauh sebelum zaman kolonial. Mereka hidup rukun dengan suku-suku lain yang berbeda kepercayaan dan membentuk komunitas yang plural. Pada saat itu, pigmen biru indigo dari tanaman nila dan pigmen lapis lazuli adalah komoditas mewah yang sedang digemari. Aku belajar bahwa ternyata kata ‘Glam’ berasal dari ‘Gelam’–kata bahasa Melayu Kuno untuk jenis tanaman Kayu Putih atau Cajeput (Bahasa Inggris). Dinamakan ‘Gelam’, karena orang-orang dari Jawa, Sulawesi, dan Sumatera yang menetap di sana merupakan pelaut dan ahli perkapalan. Kayu dari tanaman ini dipakai untuk membuat kapal, kulitnya untuk anyaman tahan air, dan daunnya untuk obat tradisional. Cerita ini mengingatkan diriku tentang leluhur bangsa Indonesia yang penuh kemajemukan dan kaya pengetahuan. –MS