Suwung Pamrih, Tebih Ajrih
‘Suwung Pamrih, Tebih Ajrih’ Tanpa pamrih, jauh dari rasa takut
...
Seorang wanita menjadi cantik karena ketegaran hatinya. Dihiasi dengan sulaman kaligrafi, THE STENOGRAPH SERIES adalah edisi kolektor yang mencerminkan filosofi Jawa. Kami membuat serigrafi tarik tangan ini dalam jumlah terbatas, melalui praktik yang berkelanjutan dan etis di Indonesia. Setiap karya seni ditandatangani dan diberi nomor, dengan sertifikat keaslian.
'Suwung Pamrih, Tebih Ajrih' bisa berarti ketika tidak ada keegoisan, maka tidak ada lagi rasa takut. Seseorang dengan hati yang bijak akan menghadapi semua tantangan dan membantu orang lain dengan semangat ini. Meskipun dalam kondisi sulit, tindakannya mengalir penuh penerimaan, kebijaksanaan, dan keadilan. Filosofi hidup ini merupakan ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, saudara laki-laki R. A. Kartini. Seorang sarjana Jawa dan poliglot yang fasih dalam 27 bahasa asing dan sepuluh dialek di kepulauan Hindia Timur, ia berperan dalam beberapa peristiwa sejarah penting melalui profesinya sebagai jurnalis dalam Perang Dunia I, penerjemah kepala di Liga Bangsa-Bangsa, dan seorang penyembuh spiritual. 'Memoir' tentangnya oleh Muhammad Hatta mencatat bahwa R. M. P. Sosrokartono menguasai bahasa Basque yang terisolasi, bertugas sebagai penerjemah pasukan Sekutu ketika melewati wilayah Basque dalam misi rahasia untuk mengadakan gencatan senjata di Hutan Compiègne, Prancis Selatan. Gencatan senjata yang ditandatangani secara rahasia di dalam gerbong kereta api pada 11 November 1918, mengakhiri Perang Dunia I. Berita pertama yang meliput gencatan senjata ditulis olehnya dengan nama samaran 'tiga bintang' dan diterbitkan oleh The New York Herald Tribune. Sosoknya adalah potret elegan dengan kecerdasan luar biasa dan kebaikan kebaikan hati yang tidak pernah surut.
Inspirasi desain tas ini berasal dari stenografi, teknik tulisan tangan pendek dalam jurnalistik sebelum ditemukannya alat perekam suara. Metode tersebut menggunakan simbol khusus yang mempersingkat kata atau kalimat untuk menulis dengan lincah dan menjaga kerahasiaan. Semoga karya seni TULISAN bisa menjadi memorabilia warisan budaya Indonesia.
Matur Nuwun, Melissa Sunjaya